Cobalahjawab pertanyaan berikut dengan meletakkan dasar Indonesia sebagai sebuah masyarakat majemuk yang berupaya dibangun menjadi masyarakat yang multikultur. 1. Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) sekaligus sebagai makhluk individu (needy creatures). Manusia sebagai anggota dalam sebuah masyarakat, negara, bahkan sebagai
B Tantangan dan Peluang Umat Katolik dalam Membangun Bangsa. 1. Tantangan- tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.. 4. Menghayati makna toptenid.com. Q&A; Arti Kata; Top Lists; Q&A; Arti Kata; Top Lists; Top 10 hambatan-hambatan dalam usaha membangun masyarakat yang dikehendaki tuhan dan cara mengatasinya 2022. 1 month ago
Adapuntujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Menggali pengetahuan lebuh dalam tentang sejarah Indonesia khususnya mengenai Bela Negara. 3. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara terhadap Bela Negara.
Darisisi etnis dan budaya daerah sejatinya menunjuk kepada karaktreristik masing-masing keragaman bangsa Indonesia. Pada sisi yang lain, karakteristik itu mengandung nilai-nilai luhur memiliki sumber daya kearifan, di mana pada masa-masa lalu merupakan sumber nilai dan inspirasi dalam strategi memenuhi kebutuhan hidup, mempertahankan diri dan
1 Maksud dari pembuatan makaalah ini adalah : untuk memberi pengetahuan dan wawasan agar kita dapat memahami dan mengetahui apa pengertian dari kewarganegaraan, serta memberi pengetahuan tentang bela negara. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PKn. 2. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Beberapa tantangan dan hambatan dalam membina kerukunan perlu diwaspadai dan ditanggulangi sedini mungkin. Hal ini dimaksudkan agar tidak berkembang menjadi masalah yang mengoyakkan persatuan dan kesatuan. Tantangan dan hambatan tersebut antara lain 1. Keterbatasan komunikasi antara pemerintah dengan rakyat di daerah pedalaman atau terpencil. 2. Keanekaragaman kepentingan dan budaya serta rasa kesukuan yang kadang muncul kepermukaan. 3. Kerawanan SARA dalam masyarakat negara kita yang kadang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu. 4. Berbagai ketimpangan dan kesenjangan terutama sosial ekonomi dan pola hidup yang mewah. 5. Kemajuan IPTEK dan pola komunikasi terbuka yang dimanfaatkan untuk merusak moral, tata nilai budaya, serta jati diri bangsa Indonesia. Tantangan dan hambatan tersebut perlu segera di antisipasi jauh-jauh agar tidak menabur ancaman bagi kerukunan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan antara lain 10 1. Pengamalan nilai-nilai iman dan taqwa. 2. Perilaku yang sesuai dan sejalan dengan tata nilai dan norma. 3. Meningkatkan persahabatan dan komunikasi yang baik. 4. Menjalin solidaritas. Dengan demikian, harapan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang aman, tentram, rukun, dan damai dapat terwujud.
Oleh Ani Rachman, Guru SDN Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Perbedaan dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu hal umum terjadi. Untuk terciptanya kerukunan, dibutuhkan sikap saling menghargai. Kerukunan merupakan sikap yang harus dijaga untuk tidak saling bermusuhan, saling menjaga satu sama lain, tolong menolong, dan toleransi antarsesama. Kerukunan bisa diartikan sebagai proses sosial yang dilakukan untuk menciptakan kehidupan bersama atas dasar perbedaan-perbedaan yang ada, baik dari segi agama, politik, budaya, dan lain-lain. Sehingga konsep hidup rukun sangat diperlukan dalam masyarakat majemuk. Hidup rukun adalah hidup dengan saling berbagi, menghormati, menghargai, dan berdampingan dengan orang lain. Hidup rukun menjadikan suasana menjadi damai dan terlindungi dari berbagai masalah kehidupan. Baca juga Manfaat Hidup Rukun bagi Diri Sendiri dan Orang LainManfaat hidup rukun Sikap kerukunan memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Beberapa manfaat kerukunan, yakni Menumbuhkan sikap tolong menolong Mudah melakukan kerja sama dengan orang lain Mencapai apa yang diinginkan Jauh dari permasalahan atau konflik Membangun persaudaraan di antara masyarakat Masyarakat semakin sejahtera Menciptakan kehidupan yang damai Membuat lingkungan masyarakat menjadi nyaman dan aman Contoh kerukunan Sikap kerukunan harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh sikap kerukunan di rumah, sekolah, dan masyarakat, sebagai berikut Contoh kerukunan di rumah Keluarga adalah organisasi terkecil yang kita miliki dan paling dekat dengan kita. Oleh karena itulah, sangat penting untuk menjaga keharmonisan dan kerukunan dengan anggota keluarga di rumah. Ada berbagai macam cara menciptakan kerukunan saat di rumah. Contoh-contoh kerukunan di rumah, yaitu Saling percaya satu sama lain Menjaga komunikasi Jujur satu sama lain Peduli satu sama lain Baca juga 4 Prinsip Kerja Sama dalam Percakapan Menurut H. Paul Grice Contoh kerukunan di rumah Sekolah merupakan salah satu lingkungan penting bagi tumbuh kembang anak-anak, oleh sebab itu mengajarkan hidup rukun pada anak-anak sejak dini juga menjadi hal yang wajib dilakukan oleh orang tua maupun anggota keluarga lainnya. Berikut adalah contoh kerukunan di sekolah Menghormati dan mematuhi guru Menjaga dan membangun hubungan baik dengan teman Saling membantu Belajar bersama Membersihkan lingkungan sekolah bersama Contoh kerukunan di masyarakat Untuk menjalin kerukunan di masyarakat ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga hubungan satu sama lain agar lebih terhubung dengan erat dan menciptakan hubungan yang harmonis, damai dan juga tentram. Contoh kegiatan yang mencerminkan kerukunan di lingkungan masyarakat adalah Melakukan kerja bakti Menjenguk tetangga yang sakit Menghormati waktu ibadah agama lain Saling bertegur sapa Melakukan ibadah bersama Tidak mencela agama lain Menghadiri hajatan milik tetangga Saling berbagi Mengikuti rapat RT Baca juga Contoh Kerja Sama dan Saling Ketergantungan dalam Keluarga Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Indonesia adalah sebuah negara dengan keragaman agama yang kaya dan unik. Selain Islam sebagai agama mayoritas, terdapat pula agama-agama lain seperti Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan kepercayaan lokal. Dalam sejarahnya, Indonesia dikenal sebagai negara yang toleran dan mempunyai kerukunan antarumat beragama yang baik. Namun, beberapa waktu belakangan ini, Indonesia mengalami beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama. Konflik antaragama, intoleransi, dan radikalisme semakin sering itu, perlu dilakukan upaya untuk membangun kembali kerukunan umat beragama di Indonesia. Hal ini tentunya tidak mudah dan memerlukan kerjasama dari semua pihak. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti ketidakadilan sosial, kurangnya toleransi, dan radikalisme agama. Untuk mengatasi tantangan tersebut, ada beberapa harapan dan langkah-langkah yang bisa diambil seperti pendidikan dan pembangunan kesadaran toleransi sejak dini, penegakan hukum yang adil, dan promosi dialog upaya membangun kerukunan umat beragama di Indonesia, peran pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan individu sangat penting. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap warga negara merasa aman dan dilindungi oleh hukum. Tokoh agama dan tokoh masyarakat dapat memainkan peran sebagai mediator dan mengedukasi umatnya tentang pentingnya toleransi. Sementara itu, individu dapat mempraktikkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Membangun kerukunan umat beragama adalah sebuah proyek yang besar dan memerlukan waktu. Namun, dengan kerjasama semua pihak dan usaha yang sungguh-sungguh, kerukunan umat beragama di Indonesia dapat terwujud. Dalam situasi dunia yang semakin bergejolak, kerukunan umat beragama di Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain tentang pentingnya menjaga perdamaian dan toleransi antarumat beragama. ReferensiBudimansyah, D. 2018. Toleransi Beragama dalam Perspektif Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, 82, T. 2017. Merajut Kembali Toleransi Beragama Indonesia. Jurnal Kajian Bali Journal of Local Culture, 71, A. 2018. Membangun Kerukunan Antar Umat Beragama dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 222, 124-131. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Apa tantangan & hambatan pelatihan kerukunan dlm penduduk Indonesia Apa tantangan & hambatan pelatihan kerukunan dlm masyarakat Indonesia?Apa tantangan & kendala pelatihan kerukunan dlm penduduk Indonesiaapa tantangan & kendala pembinaan kerukunan dlm penduduk Indonesia?Apa tantangan & kendala pembinaan kerukunan & penduduk Indonesia Apa tantangan & hambatan pelatihan kerukunan dlm penduduk Indonesia Jawaban ada yg tak senang Penjelasan alasannya adalah masyarakat ada yg masih belum tau arti kerukunan kurangnya kesadaran sesama, dimana kerukunan merupakan kunci persatuan dlm sebuah kenegaraan. Apa tantangan & kendala pelatihan kerukunan dlm penduduk Indonesia Jawaban 1. Keterbatasan komunikasi antara pemerintah dgn rakyat di tempat pedalaman atau terpencil. 2. Keanekaragaman kepentingan & budaya serta rasa kesukuan yang kadang timbul kepermukaan. 3. Kerawanan SARA dlm penduduk negara kita yg kadang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu. 4. Berbagai ketimpangan & kesenjangan khususnya sosial ekonomi & pola hidup yg glamor. 5. Kemajuan IPTEK & contoh komunikasi terbuka yg dimanfaatkan untuk merusak watak, tata nilai budaya, serta jati diri bangsa Indonesia. apa tantangan & kendala pembinaan kerukunan dlm penduduk Indonesia? keterbatasan komunikasi antara pemerintah dgn rakyat di kawasan pedalaman atau terpencil Apa tantangan & kendala pembinaan kerukunan & penduduk Indonesia hambatan seperti kurangnya kesadaran dlm anutan masyarakat indonesia maaf ya kalo salah' smg membantuuuuu
Home Humaniora Selasa, 23 November 2021 - 1455 WIBloading... Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin, menyebut ada tiga tantangan dalam kehidupan keagamaan di Indonesia. Foto/SINDOnews A A A JAKARTA - Menteri Agama Menag periode 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin, menyebut ada tiga tantangan dalam kehidupan keagamaan yang dihadapi bangsa Indonesia. Tiga tantangan tersebut yaitu berkembangnya individu atau kelompok yang memiliki cara pandang ekstrem. Kemudian, berkembangnya klaim kebenaran atas tafsir keagamaan yang diiringi dengan pemaksaan kehendak, dan cara pandang yang gunakan dalil keagamaan untuk merusak ikatan ini disampaikan dalam Seminar Plenary Session bertema 'Agenda Dunia PTKI Merumuskan Metodologi Moderasi Beragama dalam Memahami Teks Keagamaan', Senin 22/11/2021. Baca Juga Ketiga tantangan di atas, ditegaskan Lukman, dapat dijadikan titik pijak dalam merumuskan pendekatan moderasi beragama dalam memahami teks-teks keagamaan. Lukman berpandangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam PTKI memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam menyikapi persoalan di atas. Baca Juga "PTKI yang dinaungi Kementerian Agama ini memiliki kompetensi serta modal besar untuk melakukan studi mendalam dan penelitian untuk menghadirkan rumusan temuan sebagai alternatif solutif terkait dengan persoalan dan tantangan kehidupan beragama di tengah masyarakat yang mayoritas muslim ini," kata Lukman demikian dikutip pada laman resmi Kemenag, Selasa,23/11/2021.Untuk implementasi moderasi beragama, lanjutnya dapat dilihat dari tiga hal, yaitu, nilai yang dianut, ekosistem yang membentuk, dan perilaku masyarakat dalam kehidupan beragama. Ketiganya itu dapat disoroti dari 4 perspektif sebagai indikator moderasi beragama yaitu, komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, dan terkait akomodasi terhadap budaya lokal. "Empat hal ini bisa menjadi perspektif kita dalam melihat tantangan di atas, terutama dalam merumuskan pendekatan moderasi beragama ketika kita ingin memahami teks-teks beragama," kata dia. Dia juga memberikan harapan besar terhadap Rumah Moderasi di lingkungan PTKI dalam menggaungkan moderasi beragama. "Semoga hasil kajian dan penelitian mampu melahirkan rumusan solutif sebagai bahan kebijakan negara, dan bisa menjadi program aksi tidak hanya dilakukan oleh unit kerja di Kemenag, tetapi juga dilakukan di kementerian dan lembaga lain di luar kemenag," kata dia. cip menteri agama kh lukman hakim radikalisme moderasi beragama perguruan tinggi keagamaan negeri ptkn Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 10 menit yang lalu 21 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 2 jam yang lalu
apa tantangan dan hambatan pembinaan kerukunan dalam masyarakat indonesia