IndonesiaBanking Statistics (SPI) is a media publication that presents data related to banking industry in Indonesia. The statistics is released monthly in order to provide an overview of banking development in Indonesia periodically.
Inibaru Tabung Haji punya duit simpananbelumlagi kita tahu apa sudah jadi dengan wang pendeposit di hati ada pemimpin MELAYU yang sanggup bunuh sesama MELAYU kerana hendak menjadi FIRAUN MALAYSIAAPA YANG 1MDB SUDAH HASILKAN.HASILKAN KERUGIAN 42 BILLIONitu saja yang boleh dibanggakanTERUSKAN
Itis this thinking that Jaffe has channeled to challenge marketers to "flip the funnel" once and for all. psikolog, seniman, penulis, ilmuwan, dan wirausahawan sukses. Ini bukan biasa bantu buku yang Anda baca dan buang. Itu lengkap, jurnal yang digerakkan oleh pengguna yang diisi dengan tantangan proaktif, pertanyaan yang mendorong
Pertama mengenal dan memahami model serta trend bisnis mainstream, teknologi, layanan, biaya, regulasi, dan lingkup usaha sektor telekomunikasi termasuk melakukan verifikasi kepada para nara sumber. Kedua, membangun rancangan operasi operator untuk jenis layanan, trend persaingan, harga, lingkup dan fokus usaha.
SistemPelayanan Kepegawaian BKD Provinsi Jawa Tengah. Survei Aplikasi. ×. Dalam rangka guna meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian untuk semua PNS, dimohon untuk dapat mengisi kuesioner esurya pada halaman yang sudah disediakan.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Pada seri tulisan sebelumnya dibahas mengenai gambaran umum tentang digital marketing bagi pemula. Dari sana dapat disimpulkan bahwa mempelajari digital marketing dapat membuka jalan karir yang luas di berbagai perusahaan. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai channel online marketing terdiri dari beberapa channel online yang berfungsi untuk membantu suatu perusahaan menjangkau calon pelanggan kapanpun mereka menghabiskan waktu di internet. Baik saat mereka membaca sesuatu di internet, melakukan pencarian online, bersosialisasi melalui media sosial, atau berbelanja via saat ini, kita akan melihat dua klasifikasi dasar dari channel-channel online marketing terlebih dahulu, yaitu Acquisition VS Retention Channels dan Organic VS Paid vs Retention ChannelsPerbedaan penting yang pertama di antara channel-channel online marketing adalah perbedaan antara Acquisition Channel dan Retention Channel adalah channel marketing yang memungkinkan sebuah perusahaan pertama kali mendapatkan pengguna. Misal, channel marketing yang digunakan untuk membuat seseorang mengunduh aplikasi Grab untuk kali pertama atau untuk membuat seseorang melakukan pembelian pertama melalui Shopee, masuk ke dalam kategori Acquisition dengan Acquisition Channel, Retention Channel adalah channel marketing yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mendorong pelanggan mereka agar melakukan transaksi lagi. Misal, setelah seseorang melakukan pembelian melalui aplikasi Traveloka, orang tersebut akan menerima email secara terus-menerus dari Traveloka yang memberikan informasi mengenai layanan dan penawaran-penawaran lainnya. Salah satu contoh retention channel yang populer adalah melalui email marketing atau melalui notifikasi vs Paid ChannelsPerbedaan penting yang kedua di antara channel-channel online marketing adalah perbedaan antara Organic Channel dan Paid channel adalah channel yang tidak mengharuskan suatu perusahaan untuk membayar setiap kali terdapat pertambahan kunjungan ke website atau aplikasi perusahaan saat seseorang mengklik suatu link yang terdapat di dalam email yang dikirimkan oleh sebuah perusahaan dan mendarat ke website perusahaan tersebut, perusahaan tersebut tidak perlu membayar biaya apapun untuk setiap klik atau kunjungan ke website tersebut. Perusahaan tersebut memperolehnya dengan gratis atau, dalam kata lain, secara halnya saat anda melihat banner promosi pada sebuah website seperti pada perusahaan yang mengiklankan pada contoh di bawah adalah Nissan membayar untuk setiap kesan impression yang dibuat oleh banner tersebut atau setiap klik yang dilakukan oleh pengunjung di banner tersebut. Oleh karena itu, setiap kunjungan website yang terjadi karena klik seperti itu dianggap Channel pada awalnya lebih sulit untuk berkembang dan membutuhkan investasi awal yang lebih besar dalam bidang tenaga kerja, sehingga organic channel biasanya dipakai untuk tujuan jangka Channel lebih mudah untuk dipakai dan tidak memerlukan investasi awal yang besar, namun seiring dengan pertumbuhan perusahaan anda biayanya akan semakin mahal karena perusahaan harus membayar untuk setiap kunjungan website/download yang didapatkan dari Cara Memilih Channel Online Marketing yang Tepat?Sangatlah penting untuk memprioritaskan upaya online marketing anda pada channel yang lebih sesuai dengan sifat bisnis menyarankan untuk melihat setiap channel berdasarkan 3 kriteria, yaitu Skalabilitas, Penargetan, dan Biaya Customer Acquisition Cost.Berdasarkan pengalaman kami, 3 kriteria diatas dapat memberikan kerangka yang cukup kuat untuk memulai dan menghindari buang-buang waktu dan uang di channel yang tidak sesuai dengan bisnis besar marketing channel yang anda gunakan? Jika anda dapat menghabiskan uang yang tak terbatas, berapa banyak orang yang dapat anda jangkau di channel tersebut?Google dan Facebook termasuk Instagram, WhatsApp, & Messenger, yang semuanya dimiliki oleh Facebook adalah dua online marketing channel terbesar saat ini, karena hampir semua orang yang menggunakan internet juga menggunakan layanan Google dan Facebook dalam bidang online marketing tercermin oleh pangsa digital marketing mereka Alphabet = perusahaan induk Google.Untuk suatu channel, semakin besar dan fleksibel, semakin bagus pula channel tersebut, karena anda dapat menggunakannya seiring dengan pertumbuhan perusahaan dan penjualan sisi lain, jika suatu channel memiliki memiliki skalabilitas yang kecil, maka anda hanya dapat menggunakannya sampai pada titik tertentu saja. Hal ini sangat tidak ideal karena anda harus mencari channel lain untuk digunakan begitu anda mencapai titik jenuh yang berarti anda harus membuat strategi baru, yang akan memakan waktu dan menghabiskan biaya.PenargetanAgar digital marketing anda menjadi efektif, anda harus mampu menargetkan pengguna yang tepat untuk produk atau layanan yang anda produk anda menargetkan orang-orang berpenghasilan tinggi, maka anda akan membuang-buang uang jika iklan anda menargetkan masyarakat berpenghasilan rendah. Hal yang sama akan terjadi jika anda menjual produk anda pada area tertentu. Akan menjadi sia-sia jika anda mengiklankan produk anda di Surabaya padahal produk anda hanya dijual di ini terdapat 2 jenis penargetan online, yaitu Behavioral Targeting dan Demographic TargetingBehavioral targeting adalah penargetan berdasarkan niatan seseorang untuk membeli produk atau layanan tertentu melalui tindakan yang mereka jika seseorang ingin membeli smartphone, orang tersebut mungkin terlebih dahulu membandingkan harga smartphone tersebut diantara toko-toko online untuk melihat toko online manakah yang menjual dengan harga lebih adalah salah satu contoh di mana anda dapat menjangkau orang tersebut dengan beriklan di Google pada keyword tertentu. Iklan anda dapat muncul setiap kali seseorang melakukan pencarian dengan keyword yang sesuai dengan produk TargetingDengan Demographic Targeting anda dapat menargetkan calon pelanggan berdasarkan demografi dan ketertarikan interest mereka. Misalnya, secara hipotesis anda dapat menargetkan wanita + tinggal di Bandung + menempuh pendidikan di ITB + menyukai musik Rock. Penargetan jenis ini tersedia di platform seperti Facebook atau penargetan jenis ini, pengguna tidak perlu melakukan tindakan apapun, tetapi pengguna akan ditargetkan secara otomatis jika memiliki kecocokan terhadap kriteria demografi dan interest yang anda tentukan. Kriteria penargetan yang dapat anda atur sangat tergantung pada platform yang anda menggunakan Demographic Targeting dibanding Behavioral Targeting adalah anda dapat langsung mencapai target pengguna tanpa perlu menunggu mereka melakukan suatu tindakan. Namun kelemahannya adalah target anda semakin lama akan semakin terbiasa dengan iklan anda dan akan semakin jarang mengklik karena tidak ada niatan membeli yang akan memicu iklan CACBiaya pemasaran yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru yang membeli produk atau layanan untuk pertama kalinya disebut Customer Acquisition Cost CAC.Untuk lebih mengerti mengenai CAC, mari kita lihat contoh berikutPerusahaan X mempekerjakan seorang digital marketer dengan gaji Rp 10 juta per X melakukan pemasaran melalui Facebook Ads dengan biaya Rp 20 juta per hasilnya, mereka mendapatkan 100 pelanggan baru setia bulannya pelanggan baru = pelanggan yang pertama kali melakukan pembelian di perusahaan tersebutMaka, CAC mereka dapat dihitung dengan cara 10 juta + 20 juta / 100 pelanggan = Rp per pelangganCAC merupakan salah satu metrik yang penting untuk diperhatikan dalam digital marketing. Bahkan mungkin yang paling penting. Seorang digital marketer yang baik seharusnya mengetahui dengan baik CAC setiap channel yang bahwa setiap acquisition channel memiliki CAC yang berbeda, sebuah perusahaan bisa saja tidak memanfaatkan channel tertentu dengan CAC yang terlalu tinggi karena akan sulit untuk mendapatkan keuntungan. Semakin tinggi CAC yang dapat perusahaan anda bayarkan, semakin banyak acquisition channel yang dapat anda mempelajari lebih lanjut mengenai channel online marketing, kami menyarankanmu untuk mengikuti Program Digital Marketing Artikel tamu ini ditulis oleh Tim RevoU. RevoU adalah platform pendidikan online digital marketing, yang membantu penggunanya untuk memulai karier di industri teknologi.
Ketika kita memikirkan tentang marketing, biasanya hal yang langsung terpikirkan adalah cara untuk mendapatkan customer baru. Namun, marketing sebenarnya bukan hanya tentang menjual kepada pembeli yang baru. Marketing juga berfokus kepada pelanggan lama untuk bisa mempertahankan mereka, melalui strategi retention. Kenyataannya, customer retention bahkan lebih penting dibandingkan acquisition atau mendapatkan customer baru. Meski demikian, kita perlu mempelajari lebih jauh tentang retention marketing ini. Sebab, banyak marketer yang masih saja terlalu fokus sepenuhnya terhadap acquisition. Padahal, retention juga sama pentingnya. Memahami Definisi Retention Marketing Retention marketing merupakan strategi untuk memasarkan kepada pelanggan lama. Jadi, fokusnya adalah mendatangkan kembali customer yang dahulu sudah pernah membeli dari Anda, dan mempertahankan pelanggan lama yang memang telah memiliki ikatan personal kuat dengan brand Anda, melalui subscription atau membership. Jadi, retention marketing itu memang berpengaruh terhadap final stage dari customer lifecycle marketing. Pada awalnya, lifecycle bermula lewat acquisition marketing yang bertujuan membangun brand awareness, menarik perhatian customer, mengedukasi audience, hingga akhirnya mengkonversi calon customer menjadi pembeli. Pada akhir masa lifecycle, retention marketing bisa mengarahkan pembeli untuk membeli lagi dari brand Anda, atau mempertahankan mereka dalam cycle yang aktif, sehingga mereka menjadi customer yang engaged dengan bisnis Anda. Tujuan retention marketing pada dasarnya bukan semata-mata meningkatkan jumlah customer, melainkan Menaikkan customer return rates dan membawa kembali pelanggan lama agar masuk ke dalam buying cycle. Menurunkan customer churn rates dan mempertahankan pelanggan lama agar tetap berada di dalam buying cycle. Meningkatkan frekuensi penjualan dan mengarahkan pelanggan untuk masuk ke dalam buying cycle lebih sering. Sederhananya, retention marketing memiliki tujuan untuk mengubah customer baru menjadi pelanggan, lalu mengedukasi mereka, dan kemudian mengarahkan mereka agar terus berminat belanja dari brand Anda. Alasan Retention Marketing Menjadi Strategi Cerdas untuk Penjualan Terutama untuk brand yang baru dan sedang berkembang, memang terkesan lebih masuk akal jika Anda lebih fokus kepada acquisition. Namun, begitu Anda sudah memiliki customer base, maka Anda perlu mengubah strategi, dan mengarahkan fokus kepada customer retention. Inilah pentingnya customer retention untuk bisnis Anda Mempertahankan pelanggan dapat meningkatkan profit. Akan menguntungkan bagi Anda jika dapat mempertahankan customer. Meningkatkan customer retention rate 5% saja sudah bisa menaikkan profit sebesar 25 sampai 95%. Menjual ke pelanggan lama lebih mudah daripada menjual ke pembeli baru. Sebuah brand memiliki peluang 60% sampai 70% untuk menjual ke customer lama. Sementara, peluangnya hanya sebesar 5% sampai 20% untuk menjual ke customer baru. Setiap kali customer membeli dari Anda, kemungkinan mereka kembali lebih besar. Setelah membeli satu kali, seorang customer berpeluang hingga sebesar 27% untuk kembali ke toko Anda. Jika mereka melakukan pembelian untuk kedua atau ketiga kalinya, frekuensi tersebut dapat meningkatkan peluang mereka membeli lagi dan lagi hingga 54%. Dibutuhkan biaya lebih sedikit untuk menarik pelanggan lama daripada customer baru. Biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan customer baru itu lima kali lebih besar daripada mempertahankan pelanggan lama. Pelanggan lama lebih senang berbelanja banyak. Orang-orang yang sudah pernah membeli dari toko Anda cenderung ingin kembali dan membelanjakan uang mereka lebih banyak lagi. Pelanggan tetap seperti ini mau menghabiskan 67% lebih banyak untuk belanja daripada mereka yang merupakan customer baru. Selain itu, pelanggan lama yang puas akan merekomendasikan brand Anda kepad kenalan mereka. Jadi, mereka adalah advocate untuk brand Anda.
Di era modern ini, data retention adalah sebuah hal yang perlu dimiliki oleh perusahaan. Hal itu penting khususnya sekarang, di mana data konsumen dapat dengan mudah disalahgunakan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab. Aturan data retention dapat mencegah terjadinya risiko tersebut. Tak hanya itu, ia juga bisa menjadi sebuah bentuk reputation management untuk perusahaan. Nah, memangnya, apa yang dimaksud dengan data retention? Apa saja hal-hal yang tertera di dalamnya? Berikut Glints jelaskan lengkapnya untukmu. Apa Itu Data Retention? © Menyadur laman Page Freezer, data retention adalah sebuah protokol yang ditetapkan organisasi untuk menyimpan data tertentu demi kebutuhan kepatuhan operasional. Ia merupakan komponen utama dari manajemen arsip dan tata kelola informasi kebanyakan perusahaan. Data retention juga diperlukan agar perusahaan tetap terbuka terkait jenis data yang mereka gunakan untuk keperluan bisnis. Periode retensi data sejatinya berbeda-beda sesuai kebutuhan industri. Akan tetapi, ia biasanya bertahan antara 3 hingga 10 tahun lamanya. Setelah berada di luar periode retensi, perusahaan biasanya akan membuang data tersebut. Mengapa mereka melakukan ini? Pertama, biaya menyimpan semua data yang tidak diperlukan bisa menjadi mahal dan berlebihan. Terutama sekarang ini di mana data baru tiap harinya muncul. Kedua, begitu data tidak lagi diperlukan untuk memenuhi persyaratan peraturan, ia bisa membahayakan perusahaan. Sebagai contoh, menyimpan data pelanggan yang sensitif dapat mengundang risiko keamanan dan privasi. Aspek-Aspek yang Tertera dalam Data Retention © Ketika membahas aspek-aspek yang terkandung dalam data retention, yang harus kita bahas adalah kebutuhan industri. Sebab, seperti yang sudah Glints paparkan, keperluan dan aturan masing-masing sektor industri itu berbeda-beda. Meskipun demikian, tidak semua aspek dalam data retention berlainan. Ada beberapa hal yang umumnya ditemukan dalam semua data retention. Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diterapkan dalam aturan data retention sesuai ujaran Tech Target. 1. Persyaratan hukum Hal pertama dan terpenting yang perlu dicantumkan dalam data retention adalah persyaratan hukum. Perusahaan harus memasukkan undang-undang dan peraturan yang mengatur persyaratan penyimpanan data mereka. Aspek ini nantinya perlu mereka terapkan selama menggunakan data-data tertentu. Persyaratan hukum sifatnya krusial. Sebab, jika tidak dicantumkan, tanpa disadari staf di perusahaan bisa saja melanggar aturan tersebut. 2. Persyaratan bisnis Hel berikutnya yang harus diterapkan dalam aturan data retention adalah persyaratan jalannya bisnis. Membuat kebijakan penyimpanan data yang efektif melibatkan lebih dari sekadar mematuhi peraturan yang berlaku. Kebijakan retensi juga harus mempertimbangkan kebutuhan bisnis organisasi. Pasalnya, bisa saja ada persyaratan operasional bisnis yang mewajibkan penyimpanan data lebih lama daripada yang dianjurkan hukum pemerintah. 3. Jenis-jenis data yang disimpan Hal terakhir yang wajib dicantumkan dalam data retention adalah jenis-jenis data yang disimpan perusahaan. Dalam era di mana data science sedang berkembang, perusahaan perlu mencatat semua jenis data yang mereka kelola dalam aturan data retention. Mengapa demikian? Sebab, mencantumkan jenis-jenis data yang disimpan, dapat menunjukkan bahwa perusahaan bersifat transparan. Tak hanya itu, menampilkan jenis-jenis data juga dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan proses manajemen data mereka. Manfaat Data Retention © Setelah melihat definisi dan aspek-aspek di dalamnya, jelas rasanya bahwa data retention adalah sebuah hal yang penting bagi perusahaan. Bukan hanya perihal reputasi dan meningkatkan manajemen data, data retention juga bermanfaat untuk berbagai hal lain. Berikut ini adalah berbagai manfaat yang dapat diraih perusahaan dengan aturan data retention sesuai pemaparan Boldon James. meningkatkan konsistensi untuk proses aplikasi data otomatis mengurangi biaya penyimpanan data meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional mendukung kewajiban perusahaan untuk compliance membuat klasifikasi informasi berdasarkan data pengguna menjadi lebih mudah Itulah penjelasan Glints mengenai serba-serbi data retention serta manfaatnya bagi perusahaan. Intinya, data retention adalah sebuah aturan yang mengelola cara perusahaan memanfaatkan data. Meskipun penting, bukan hanya data retention yang dibutuhkan oleh perusahaan. Masih ada hal lainnya yang perlu mereka miliki. Nah, penasaran dengan informasi tersebut? Tenang, kamu bisa dapatkan selengkapnya di webinar Glints ExpertClass. Para praktisi dan pakar ternama siap membagikan ilmu mereka untukmu di kelas kategori tech. Tunggu apa lagi? Yuk, cek kelasnya sekarang juga. Jangan sampai ketinggalan. Kuota kelas terbatas, lho! data retention policy What Is the Difference Between Data Retention and Data Preservation? Data Retention & Archiving
Deskripsi Pekerjaan Deskripsi Jabatan 1. Melakukan fungsi koordinasi dan administrasi serah terima barang ke mitra yang bekerjasama dengan Perusahaan dari setiap Melakukan Monitoring Reward yang berhubungan dengan performance, memastikan kesesuaian data dan Reward yang diberikan ke mitra perusahaan3. Mengkoordinasi program reward meliputi pemilihan vendor, pengadaan barang sampai dengan penerimaan barang sesuai dengan ketentuan PerusahaanKualifikasi 1. Pendidikan Minimal S1 Jurusan Accounting/Mathematics/Teknik Industri/Teknik Informatika2. Mampu mengoperasikan Microsoft Office Excel3. Memiliki kemampuan analisa yang baik4. Memiliki kemampuan komunikasi dan menjalin hubungan dengan baik Perusahaan Perekrutan PT Mandiri Utama Finance PT. Mandiri Utama Finance adalah Group dari Bank Mandiri, yang bergerak di sektor pembiayaan untuk melayani masyarakat Indonesia yang ingin memiliki kendaraan bermotor dengan cara pembayaran secara cicilan angsuran. PT.... Lebih Lihat semua Lowongan di PT Mandiri Utama Finance
Banyak orang berlomba-lomba untuk membuat konten video di YouTube. Namun, masih banyak juga yang tidak memperhatikan metrik di dalamnya, salah satunya adalah audience retention. Dari banyaknya metrik yang terdapat di YouTube Analytics, audience retention atau retensi penonton menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Mengapa demikian? Sebab, metrik yang satu ini akan menentukan kualitas kontenmu di mata audiens. Nah, sebenarnya apa, sih, pengertiannya? Kenapa metrik ini harus diperhatikan dengan sebaik mungkin? Untuk menjawab pertanyaanmu, dalam artikel ini Glints akan menjelaskannya satu per satu. Apa Itu Audience Retention? © Dilansir dari Hubspot, audience retention adalah metrik YouTube Analytics yang menunjukkan persentase penonton yang melihat dan meninggalkan konten videomu dalam setiap momen. Metrik ini dinilai sangat penting untuk diperhatikan jika ingin mendapatkan peringkat tertinggi di halaman pencarian YouTube. Sebab, jika persentase retensi audiensnya tinggi, otomatis penonton puas dengan konten video yang kamu sajikan. Nah, YouTube akan mengutamakan konten video yang berhasil memuaskan para audiens. Dilansir dari Views Reviews, alasan mengapa metrik ini penting adalah karena memberikan gambaran statistik mengenai seberapa besar penonton menikmati videomu. Sebagai contoh, kamu meng-upload video dengan durasi 10 menit. Kemudian, rata-rata penonton hanya melihatnya dalam durasi 5 menit. Dengan demikian, perhitungan tingkat retensi pada video tersebut adalah 50%. Nah, dari situ kamu dapat mengatur strategi konten ke depannya untuk mengurangi apa saja bagian yang membuat penonton merasa bosan dan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan konten videomu. Untuk melihat metrik ini, kamu bisa langsung menuju ke YouTube Studio, lalu pilih Analytics. Baca Juga 5 Cara Menambah Viewer YouTube agar Videomu Semakin Populer Faktor yang Menyebabkan Naik dan Turunnya Audience Retention © Dalam meningkatkan audience retention, kita harus tahu kira-kira faktor apa saja yang menyebabkan tingkat retensi naik dan turun. Oleh karena itu, di bawah ini Glints akan memberikan elemen-elemen yang harus diperhatikan oleh YouTuber, content creator, maupun marketer saat membuat konten di YouTube 1. Struktur video Elemen ini sangat penting untuk diperhatikan pada saat proses pembuatan video. Setidaknya, kamu harus mengatur alur video dengan matang dari awal hingga akhir beserta isi naskah yang tidak monoton. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kebosanan penonton yang muncul di awal atau bahkan pertengahan video. Nah, oleh karena itu struktur video harus dibuat dengan rapi. Misalnya, di awal disajikan intro video dengan pembukaan yang tidak terlalu panjang. Lalu, di pertengahan dan selanjutnya baru masuk ke inti videonya. Intro video harus diperhatikan dengan teliti. Sebab, penonton terkadang sudah merasa bosan di awal video karena intronya terlalu panjang. 2. Alat-alat produksi video Jika ingin membuat konten yang berkualitas dan memanjakan penonton, jangan ragu untuk berinvestasi pada alat-alat produksi video. Dengan meng-upgrade alat seperti kamera, mic, lighting, dan lain-lain, otomatis kualitas videomu akan bagus dan suara yang dihasilkan pun jernih. Hal itu akan membuat penonton semakin puas untuk melihat videomu dan berpotensi menurunkan tingkat audience retention. 3. Durasi video Durasi video sebenarnya bergantung pada struktur video yang telah kamu buat. Jika strukturnya sudah jelas dari awal hingga akhir, tampaknya tidak masalah apabila durasinya lama. Meskipun begitu, kamu tetap harus mengoptimalkan durasi dengan baik melalui konten-konten yang akan disajikan, entah itu pendek atau panjang. Baca Juga Bagaimana Cara Membuat YouTube Channel? Ketahui Lengkap di Sini! Cara Meningkatkan Audience Retention © Sebelumnya, kita sudah tahu faktor apa saja yang berpotensi menimbulkan tingkat retensi naik atau turun. Nah, kira-kira bagaimana, sih, caranya supaya dapat meningkatkan audience retention dengan baik? 1. Rutin analisis Manfaatkan tool YouTube Analytics sebaik mungkin untuk meningkatkan retensi audiens. Kunjungi dashboard YouTube Studio dan pilih Analytics. Di sana, kamu bisa melihat persentase audience retention dari setiap video. Dilansir dari Views Reviews, rata-rata rasio retensi relatif tinggi berada di angka 50% ke atas. Nah, cari tahu mana videomu yang memiliki tingkat retensi rendah. Setelah ketemu, pelajari kira-kira bagian mana dari video tersebut yang membuat penonton merasa bosan. Dari situ, kamu bisa meningkatkan lagi kualitas video tersebut ke depannya. Selain itu, cari juga video dengan tingkat retensi yang tinggi. Pelajari kira-kira apa yang membuat penonton sampai betah menonton videomu. 2. Riset keyword Sama seperti halnya membuat postingan di blog, kamu juga perlu melakukan riset keyword saat ingin memproduksi konten di YouTube. Mengapa demikian? Sebab, jika kamu menggunakan keyword yang tepat dan banyak dicari oleh orang, otomatis YouTube akan menempatkan kontenmu di peringkat teratas. Nah, dari situ, ada kemungkinan videomu akan ditonton oleh banyak orang. Jika videomu berisi mengenai solusi dari masalah yang sedang dihadapi oleh penonton, bisa jadi ia akan terus melirik channel-mu dan bahkan men-subscribe. Secara tidak langsung, ini akan meningkatkan audience retention sekaligus menambah jumlah viewers dan subscribers. Baca Juga Memahami SEO Video Marketing? Ini Dia 7 Langkahnya! Itu dia penjelasan mengenai audience retention beserta cara meningkatkannya. Pada dasarnya, membuat konten video di YouTube tidak hanya sekadar memproduksinya lalu di-upload begitu saja. Kamu juga harus melakukan analisis lebih mendalam agar channel-mu semakin berkembang dan banyak disukai oleh orang. Sebenarnya, masih ada banyak cara lainnya untuk dapat mengembangkan channel dan meningkatkan jumlah viewers dan subscriber. Glints mempunyai artikel mengenai hal tersebut dan dapat kamu akses secara gratis. Jika berminat, kamu tinggal berlangganan newsletter blog Glints. Informasinya akan langsung dikirimkan ke inbox emailmu. Jangan ragu-ragu lagi, yuk, berlangganan sekarang juga! YouTube Analytics The 15 Metrics That Actually Matter What Is Audience Retention And Why It’s Important How to Increase your Video Audience Retention on YouTube
apa itu channeling dan retention